Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang secara geografis masuk
wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, telah dikenal dunia
internasional.
Gunung Anak Krakatau (GAK) merupakan kawasan cagar alam laut, sisa dari letusan Gunung Krakatau (induknya) pada 1883 silam.
Namun,
anak gunung api di dalam laut itu, menurut para ahli geologi dan para
peneliti, ternyata terus saja tumbuh ke atas dan ke samping sehingga
makin besar dan tinggi.
Aktivitas kegunungapiannya pun terus berlangsung, termasuk suksesi alam berupa flora dan fauna di lingkungan sekitarnya.
Rombongan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan bersama agen
biro perjalanan dan pengusaha pariwisata dari Jakarta serta kelompok
sadar wisata daerah setempat, berkunjung dan sampai di Pulau Sebesi,
setelah melakukan perjalanan laut selama kurang lebih 1,5 jam dari
Dermaga Canti Kalianda, pada Rabu (17/12).
Tujuan mereka ingin melihat langsung pesona GAK serta potensi wisata lainnya di wilayah itu.
Gunung Anak Krakatau sebenarnya bukan sekadar kawasan wisata biasa, melainkan juga menyandang fungsi sebagai cagar alam.
Anak
Krakatau sangat berharga bagi ilmu pengetahuan karena kemunculan gejala
gunung berapi dari dalam laut merupakan fenomena sangat langka di
dunia.
Namun, untuk mencapai GAK, apalagi
melakukan aktivitas di lereng dan lingkungan sekitarnya, pengunjung
harus memiliki surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) dari Balai
Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) setempat.
Hanya
empat tujuan seseorang diperbolehkan menginjakkan kaki di kawasan
Gunung Anak Krakatau, yaitu melakukan penelitian, pendidikan,
pengembangan pengetahuan dan penunjang budi daya.
Pemerintah
Kabupaten Lampung Selatan mengusulkan kepada Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan untuk mengubah status sebagian kawasan cagar alam
laut gugusan GAK di Selat Sunda ini menjadi taman wisata.
Kepala
Dinas Kehutanan Lampung Selatan (Lamsel) Priyanto Putro mengatakan,
rancangan usulan segera dikirimkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti Nurbaya.
Tujuannya untuk meningkatkan fungsi sebagian kawasan cagar alam laut gugusan Gunung Anak Krakatau tersebut.
Menurutnya,
perlu legalisasi bagi pengunjung yang bersifat khusus, lokal, asing
atau untuk tujuan penelitian yang memasuki kawasan GAK.
"Artinya, dalam observasi dan wisata, tidak ada tujuan lain," ujarnya.
Ia menyebutkan, kawasan tersebut memiliki potensi dan daya tarik wisata yang besar.
Seperti Pulau Sertung yang mememiliki potensi air laut yang bersih dan tempat berkembang biak penyu langka.
Serta Pulau Rakata yang memiliki terumbu karang, goa bawah laut, dan Pulau Panjang yang terdapat goa peninggalan Jepang.
"Titik
kawasan cagar alam laut gugusan Gunung Anak Krakatau memiliki potensi
wisata goa bawah laut, terumbu karang serta dapat dijadikan lokasi
diving dan snorkeling bagi para wisatawan," tuturnya.
Priyanto
menambahkan, kawasan cagar alam laut gugusan Gunung Anak Krakatau yang
masuk dalam kawasan kepulauan di Provinsi Lampung itu, selama ini
sebagian besar hanya dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung melalui
Pulau Jawa khususnya dari Provinsi Banten.
Banyak
wisatawan yang datang ke GAK saat ini, dengan alasan akses dan rute
untuk mencapainya cukup mudah, melalui Pelabuhan Canti di Kalianda
Lampung Selatan.
Dari Pelabuhan Bakauheni hanya
perlu waktu satu jam untuk mencapai Pelabuhan Canti Kalianda, pelabuhan
nelayan yang terdekat dengan kawasan Anak Krakatau.
Wisatawan
dari Canti menyeberang ke Pulau Sebesi, pulau berpenghuni terdekat
dengan Krakatau, menggunakan perahu sewaan, Anak Krakatau dapat ditempuh
selama kurang lebih dua jam dari Pulau Sebesi.
Kepala
Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Herlina Warganegara menyebutkan,
pihaknya akan membentuk tim teknis untuk merumuskan upaya mempercepat
pembangunan serta meningkatkan kunjungan wisata ke setiap destinasi
wisata di Provinsi Lampung.
"Rumusan ini akan
melibatkan seluruh sektor baik instansi pemerintah maupun holding wisata
di Lampung, untuk memaksimalkan perkembangan dunia ini," kata dia.
Diharapkan,
dengan berbagai langkah dijalankan jajaran pemerintah pusat, pemerintah
daerah di Lampung maupun Kabupaten Lampung Selatan, didukung sektor
swastanya, kawasan Anak Gunung Krakatau akan makin mendunia dan membuat
Provinsi Lampung terkenal sebagai destinasi wisata andalan dunia.
Source : Antara